Harga Bawang Merah Melonjak di Palembang, Tembus Rp 55 Ribu per Kilogram!

Seorang pedagang di Pasar 26 Ilir Palembang tengah menata tumpukan bawang merah yang kini dijual seharga Rp 55.000 per kilogram. Harga yang melonjak ini berdampak pada sepinya pembeli dalam beberapa hari terakhir, Senin (28/7/2025).

Palembang, Beritasriwijaya.com – Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang mengalami lonjakan cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, harga komoditas dapur tersebut kini menyentuh angka Rp 55.000 per kilogram, naik tajam dibanding pekan sebelumnya yang masih berada di kisaran Rp 40 ribu per kilogram.

Kenaikan harga ini tidak hanya berdampak pada aktivitas jual beli pedagang, tetapi juga mempengaruhi daya beli konsumen yang mulai menahan belanja untuk kebutuhan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

“Sudah hampir seminggu harga terus naik. Pembeli jadi berkurang, karena mereka merasa berat beli bawang semahal ini,” ungkap Randi, salah satu pedagang di Pasar 26 Ilir Palembang, saat ditemui pada Senin pagi.

Tak hanya bawang merah, harga bawang putih juga turut naik menjadi Rp 38.000/kg, dan cabai merah saat ini bertengger di Rp 40.000/kg. Kenaikan serentak ini memperberat beban belanja dapur masyarakat, khususnya menjelang akhir bulan.

Pasokan Menipis, Banjir di Jawa Disebut Jadi Penyebab

Menurut Randi, kenaikan harga terjadi akibat pasokan bawang merah dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa tersendat. Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah penghasil utama bawang disebut sebagai penyebab terganggunya distribusi.

“Dari sananya kosong. Banyak lahan petani gagal panen karena kebanjiran. Jadi barangnya susah masuk ke pasar sini,” jelasnya.

Dinas Perdagangan Turun Tangan Pantau Pasar

Menanggapi hal tersebut, Yulius Priansyah, Analis Perdagangan dari Dinas Perdagangan Kota Palembang, membenarkan adanya lonjakan harga yang tidak hanya terjadi pada bawang merah, tetapi juga pada cabai merah keriting.

“Memang ada kenaikan dalam sepekan terakhir. Ini karena distribusi dari sentra produksi di luar Sumsel terganggu akibat kondisi cuaca ekstrem,” terang Yulius.

Dinas Perdagangan, lanjut Yulius, telah mengerahkan tim pemantau untuk melakukan pengecekan langsung ke pasar-pasar utama dan menjalin koordinasi intensif dengan distributor serta pemerintah provinsi.

“Kami terus mengawasi pergerakan harga dan memastikan stok tetap tersedia. Upaya stabilisasi harga juga akan dilakukan bila diperlukan, termasuk dengan operasi pasar,” tambahnya.

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan pembelian dalam jumlah besar (panic buying) yang justru bisa memicu kelangkaan.(jst)

Pos terkait