Ogan Ilir, Beritasriwijaya.com – Dalam semangat membangun desa yang cakap finansial dan sadar kebangsaan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang) Kelompok 59 menggelar kegiatan sosialisasi literasi keuangan dan edukasi kebangsaan di Desa Seri Dalam, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir. Kegiatan yang berlangsung pada minggu ketiga masa pengabdian ini mendapat sambutan luar biasa dari warga, tokoh masyarakat, serta pelaku UMKM setempat.
Bertajuk “Peningkatan Literasi Keuangan Digital dan Cinta Rupiah”, kegiatan ini mengangkat tiga topik penting yang sangat relevan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat saat ini, yaitu: QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), PEKA (Program Edukasi Keuangan dan Anti-Korupsi), dan CBP Rupiah (Cinta, Bangga, Paham terhadap Rupiah).
QRIS: Menyentuh UMKM dengan Teknologi Pembayaran Canggih
Sesi awal kegiatan difokuskan pada pengenalan QRIS sebagai solusi pembayaran digital masa kini. Mahasiswa menjelaskan bahwa QRIS, yang dikembangkan oleh Bank Indonesia, memungkinkan masyarakat melakukan transaksi cukup dengan satu kode QR yang dapat diakses melalui berbagai aplikasi e-wallet.
“Dengan QRIS, pelaku usaha di desa tidak perlu lagi khawatir soal ketersediaan uang kembalian atau risiko uang palsu. Ini juga memperluas jangkauan konsumen, karena semua orang kini menggunakan digital payment,” jelas salah satu mahasiswa saat menjelaskan kepada warga yang sebagian besar merupakan pemilik warung dan usaha rumahan.
Warga pun diajak langsung mencoba praktik memindai QRIS dan memahami cara kerja teknologinya. Antusiasme terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan dan keinginan warga untuk mulai menerapkan sistem ini dalam transaksi sehari-hari.
PEKA: Mengedukasi tentang Keuangan Bijak dan Anti-Korupsi dari Level Rumah Tangga
Materi kedua menyentuh aspek edukasi keuangan dan nilai anti-korupsi (PEKA). Mahasiswa menyampaikan pentingnya pengelolaan keuangan pribadi yang bijak, mulai dari menyusun anggaran rumah tangga, mencatat pemasukan dan pengeluaran, hingga memahami pentingnya menabung.
Tak hanya itu, mahasiswa juga menanamkan nilai-nilai anti-korupsi, dengan menjelaskan bahwa tindakan koruptif bisa muncul dalam bentuk sederhana di kehidupan sehari-hari, seperti praktik pungutan liar, manipulasi dana komunitas, hingga ketidakterbukaan dalam pengelolaan keuangan publik desa.
“Kesadaran anti-korupsi harus dimulai dari keluarga. Jangan biarkan tindakan kecil yang salah menjadi kebiasaan yang merusak generasi,” tegas salah satu narasumber dalam sesi tersebut.
CBP Rupiah: Mengenal dan Mencintai Rupiah sebagai Jati Diri Bangsa
Pada sesi ketiga, mahasiswa membahas kampanye CBP (Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah). Warga dikenalkan dengan nilai-nilai historis dan budaya yang terkandung dalam uang rupiah, cara mengenali keaslian uang melalui fitur keamanan seperti watermark dan benang pengaman, serta pentingnya menjaga kondisi uang agar tetap layak edar.
Menggunakan alat bantu berupa uang asli dan uang palsu, mahasiswa melakukan simulasi sederhana agar warga bisa dengan mudah membedakan keduanya. Tidak hanya mengedukasi, sesi ini juga membangkitkan rasa nasionalisme warga terhadap simbol negara yang sehari-hari digunakan.
“Rupiah bukan hanya alat tukar, tapi juga lambang identitas bangsa. Jika kita bangga dan paham akan rupiah, maka kita juga sedang menjaga harga diri negara,” ungkap salah satu mahasiswa saat sesi CBP.
Kolaborasi Mahasiswa dan Warga untuk Desa yang Lebih Cerdas
Kegiatan yang dikemas secara interaktif ini sukses menarik perhatian warga dari berbagai kalangan. Dari ibu rumah tangga, pemuda karang taruna, hingga pelaku usaha lokal turut hadir dan aktif berdiskusi.
Perangkat Desa Seri Dalam juga menyatakan apresiasinya terhadap kehadiran mahasiswa KKN yang telah membawa angin segar berupa edukasi yang tepat sasaran.
“Kami sangat berterima kasih atas kontribusi mahasiswa. Materi-materi yang dibawakan tidak hanya informatif, tapi juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa kami di tengah era digitalisasi ini,” ujar salah satu perangkat desa dalam sambutannya.
Melalui kegiatan ini, Mahasiswa KKN UIN Raden Fatah Palembang Kelompok 59 membuktikan bahwa pengabdian bukan sekadar formalitas, melainkan sarana untuk mentransfer ilmu pengetahuan, memperkuat nilai integritas, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui pendekatan langsung di tengah masyarakat.
Penulis : Mahasiswa KKN UIN Kelompok 59