PALEMBANG, Beritasriwijaya.com – Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, para pedagang bendera musiman mulai bermunculan di berbagai sudut Kota Palembang. Namun, ada fenomena unik yang dirasakan sejumlah pedagang, termasuk Diandra (36), penjual bendera yang sudah lebih dari 10 tahun menjajakan dagangannya di kawasan Jakabaring.
Alih-alih laris manis dengan penjualan bendera merah putih, Diandra justru mengeluhkan lesunya penjualan tahun ini. Yang lebih mengejutkan, banyak calon pembeli malah menanyakan bendera bajak laut fiksi One Piece — bukan bendera nasional.
“Setiap hari ada saja yang tanya, bahkan lebih dari sepuluh orang. Mereka cari bendera gambar tengkorak, katanya bendera One Piece. Padahal saya jualnya bendera merah putih berbagai ukuran,” ujarnya sambil menunjukkan tumpukan dagangan yang masih utuh, Kamis (7/8/2025).
Bendera Fiksi Kalahkan Simbol Negara?
Diandra biasanya membawa puluhan bendera setiap hari, mulai dari ukuran kecil yang biasa ditempel di motor atau mobil, hingga ukuran besar yang dikibarkan di halaman rumah. Tapi ia mengaku bingung karena tren tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Mereka bilang, ‘Bang, ada bendera topi jerami enggak? Yang gambar tengkorak itu loh.’ Saya sampai ketawa sendiri, masa di bulan kemerdekaan yang dicari bendera bajak laut?” katanya heran.
Bendera yang dimaksud adalah Jolly Roger milik Straw Hat Pirates, tokoh utama dalam serial anime One Piece, karya Eiichiro Oda. Gambar tengkorak memakai topi jerami itu memang populer di kalangan anak muda dan telah menjadi ikon budaya pop global.
Diandra mengaku sempat tergoda untuk mencari atau membuat bendera tersebut agar bisa mengikuti tren dan meningkatkan penjualan. Namun, ia masih ragu karena khawatir dinilai tidak menghormati simbol negara.
“Saya niatnya dagang buat semarakkan Agustusan, bukan mau macam-macam. Takut juga nanti disangka enggak nasionalis,” ungkapnya.
Pedagang Lain Ikut Pertimbangkan Tren
Senada dengan Diandra , pedagang lainnya bernama Alan juga mengalami hal yang sama. Menurutnya, permintaan terhadap bendera One Piece semakin meningkat, terutama dari kalangan anak muda yang sudah terbiasa dengan budaya Jepang dan anime.
“Aku lihat di internet, enggak ada larangan resmi dari pemerintah soal bendera itu. Kalau laku dan tidak melanggar, mungkin aku bakal cari dan jual juga,” ucap Alan, yang berjualan di kawasan Kertapati.
Meski melihat peluang cuan dari tren budaya pop ini, Alan tetap berharap agar semangat nasionalisme tak luntur di tengah masyarakat, khususnya generasi muda.
“Boleh lah suka anime, enggak masalah. Tapi bulan Agustus ini mestinya jadi momentum buat bangga sama bendera kita sendiri. Jangan sampai kalah sama yang fiksi,” tutupnya.
Dorongan untuk Edukasi Nasionalisme
Fenomena ini menjadi cerminan bahwa budaya digital dan globalisasi sangat memengaruhi preferensi masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Para pedagang berharap pemerintah dan lembaga pendidikan bisa memberikan edukasi yang lebih luas soal pentingnya menghargai simbol negara.
Di tengah ramainya tren anime dan budaya luar, semangat nasionalisme tetap harus dipupuk agar perayaan HUT RI tak kehilangan makna. Karena pada akhirnya, bendera merah putih adalah lambang perjuangan dan identitas bangsa.(iHa)