SURAKARTA, Beritasriwijaya.com – Sidang terbuka promosi doktor di Program Studi Seni, Program Doktor Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta telah berlangsung dengan lancar pada Senin, 20 Oktober 2025, pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Sidang ini menjadi momen bersejarah bagi Tri Puji Handayani (NIM 213121003) yang berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Dinamika Estetika Teater Dulmuluk di Palembang Sumatera Selatan (1974–2024)” dan resmi dikukuhkan sebagai Doktor Pengkajian Seni.
Sidang terbuka ini menghadirkan jajaran dewan penguji dan promotor yang terdiri dari para pakar seni pertunjukan Indonesia. Bertindak sebagai Ketua Dewan Penguji yaitu Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn., dengan Sekretaris Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum.. Tim Promotor dipimpin oleh Prof. Dr. Sri Rochana W., S.Kar., M.Hum., didampingi Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar., M.Hum. sebagai Ko-Promotor I, dan Dr. Sunardi, S.Sn., M.Sn. sebagai Ko-Promotor II. Sementara itu, tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini, S.Kar., M.Si., Dr. Koes Yuliadi, M.Hum., Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, Prof. Dr. Soetarno, DEA., Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum.
Prosesi sidang dimulai dengan masuknya dewan penguji ke ruang sidang, diikuti menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan khidmat oleh seluruh peserta sidang. Acara dilanjutkan dengan pembacaan riwayat hidup promovenda oleh promotor, Prof. Dr. Sri Rochana W., S.Kar., M.Hum., yang kemudian mempersilakan promovenda untuk mempresentasikan hasil temuan risetnya.
Dalam presentasinya, Tri Puji Handayani menjelaskan bahwa penelitian ini menemukan adanya dua bentuk utama pertunjukan Teater Dulmuluk, yaitu versi semalam suntuk yang mempertahankan struktur dramatik klasik, dan versi sedenget yang lebih adaptif terhadap perubahan sosial masyarakat modern.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dulmuluk bukan sekadar warisan budaya, tetapi merupakan sistem estetika yang hidup dan terus berkembang melalui proses adaptasi kreatif terhadap perubahan zaman, media, dan teknologi.
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa perubahan bentuk pertunjukan Dulmuluk dipengaruhi oleh faktor internal seperti regenerasi pemain, imajinasi kreatif, dan peran sutradara, serta faktor eksternal seperti perubahan selera penonton, dukungan akademisi dan pemerintah, masuknya teater modern dan orkes Melayu, hingga era digitalisasi. Disertasi ini menegaskan bahwa perubahan estetika dalam Teater Dulmuluk adalah strategi bertahan seniman tradisi agar tetap relevan di era mderno, sekaligus bukti bahwa seni pertunjukan tradisional memiliki daya lentur yang tinggi tanpa kehilangan akar budaya Melayu-Islam.
Setelah pemaparan hasil riset, sidang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif antara promovenda dan para penguji. Suasana akademik berlangsung hangat dan komunikatif. Promotor, Prof. Dr. Sri Rochana W., S.Kar., M.Hum., menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi dan kerja keras penelitian yang telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Beliau menegaskan bahwa Tri Puji merupakan salah satu mahasiswa bimbingannya yang produktif, karena hampir setiap tahun menerbitkan karya ilmiah dan karya seni terkait Teater Dulmuluk.
Dalam suasana yang akrab, Prof. Sri Rochana bahkan mempersilakan Tri Puji untuk mempraktikkan secara langsung adegan bremas dan pantun khas Dulmuluk di depan para tamu dan penguji. Momen tersebut disambut meriah dan mencairkan suasana ruang sidang yang penuh antusiasme dan tepuk tangan dari hadirin.
Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar., M.Hum., turut menambahkan bahwa proses penelitian ini memerlukan ketekunan dan waktu panjang. Beliau mengaku selalu memberikan semangat kepada Tri Puji agar tidak kehilangan motivasi selama proses penyusunan disertasi.
“Saya selalu mengingatkan untuk tetap semangat, jangan kehilangan mood, terus berprogres. Dan hari ini hasilnya luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Sunardi, S.Sn., M.Sn., menyoroti proses bimbingan yang panjang dan mendalam, termasuk penelitian lapangan hingga ke National University of Singapore (NUS) untuk menelusuri dokumen dan validasi data sejarah pertunjukan Dulmuluk. Beliau menilai langkah tersebut menunjukkan komitmen akademik yang serius dari promovenda.
Dari sisi penguji, Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini, S.Kar., M.Si., menyampaikan apresiasi atas topik penelitian yang dinilai unik dan penting. Prof. Dr. Nanik menilai bahwa keterlibatan langsung Tri Puji dalam pementasan Dulmuluk semalam suntuk, hingga pencarian arsip koran dari tahun 1970-an sampai periode modern, merupakan kerja riset yang luar biasa lengkap. Namun, Prof. Dr. Nanik juga memberikan catatan bahwa pengalaman lapangan dan penelusuran data ke NUS sebaiknya turut dicantumkan secara eksplisit dalam naskah disertasi yang sangat tebal tersebut, agar memperkuat nilai dokumentasi akademiknya.
Sidang terbuka yang dipimpin oleh Ketua Dewan Penguji, Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn., dan Sekretaris, Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum., berlangsung dengan tertib dan penuh penghargaan akademik. Turut hadir sekitar 50 tamu undangan, terdiri dari kolega, keluarga, mahasiswa pascasarjana, serta tamu umum yang datang khusus untuk menyaksikan prosesi sidang terbuka ini.
Menjelang akhir sidang, Ketua Dewan Penguji membacakan hasil rapat senat penguji. Berdasarkan hasil penilaian menyeluruh, Tri Puji Handayani dinyatakan lulus dengan predikat “Cumlaude” (dengan pujian). Keputusan ini disambut tepuk tangan hangat dari seluruh hadirin.
Keberhasilan ini menandai tonggak penting dalam perjalanan akademik Tri Puji Handayani yang kini resmi menyandang gelar Doktor Seni (Dr.) dan menjadi doktor seni termuda dari Palembang. Karya disertasinya diharapkan dapat menjadi rujukan penting bagi pengembangan kajian estetika teater tradisional Indonesia, serta inspirasi bagi generasi muda seniman dan peneliti untuk terus mengangkat kekayaan budaya daerah dalam konteks akademik modern. (*)