Pemberdayaan TOGA Dorong Kemandirian Kesehatan dan Ekonomi Warga Desa Saka Jaya

Anggota PKK Dasawisma RT 6 Blok C Desa Saka Jaya berfoto bersama di area kebun TOGA “Daun Mint” saat kegiatan pendampingan dan perawatan tanaman obat keluarga.

Beritasriwijaya.com, Muara Enim — Program budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang digerakkan kelompok PKK Dasawisma RT 6 Blok C Desa Saka Jaya terus menunjukkan perkembangan yang kian menjanjikan. Melalui pemanfaatan pekarangan dan pengelolaan tanaman herbal secara terorganisir, program ini bukan hanya meningkatkan kesehatan keluarga, tetapi juga memperkuat perekonomian warga, terutama para ibu rumah tangga yang menjadi penggerak utama kegiatan.


Inisiatif Warga untuk Membangun Kemandirian Kesehatan

Program TOGA yang dipimpin oleh Ibu Komsatun melalui kelompok “Daun Mint” hadir sebagai upaya nyata menghidupkan kembali pemanfaatan tanaman herbal dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai tanaman obat seperti jahe, kunyit, lidah buaya, serai, daun mint, hingga tanaman rempah lain dibudidayakan dengan metode kreatif menggunakan polybag, karung, serta rak bertingkat yang tertata rapi di pekarangan rumah warga.

Bacaan Lainnya

Inisiatif ini sekaligus menjadi pusat edukasi bagi masyarakat untuk memahami manfaat tanaman obat sebagai alternatif penyembuhan alami dan murah.


Dampak Sosial yang Menguatkan Solidaritas Perempuan Desa

Selain manfaat kesehatan, kegiatan TOGA memberi nilai sosial yang besar. Kebersamaan dalam merawat tanaman membuat interaksi antaranggota PKK semakin erat, menghadirkan ruang belajar bersama, berbagi pengalaman, dan saling memberi dukungan dalam menjaga kesehatan keluarga. Aktivitas ini juga menumbuhkan budaya hidup sehat serta kepedulian terhadap lingkungan melalui penggunaan pupuk organik dan metode tanam ramah lingkungan.


Tantangan yang Menghambat Pengembangan Program

Meski berjalan positif, kelompok TOGA “Daun Mint” masih menghadapi sejumlah kendala. Bibit tanaman unggul masih sulit diperoleh secara konsisten, sementara tingkat keterlibatan anggota belum merata sehingga perlu terus dimotivasi. Masalah terbesar lainnya adalah ketidakstabilan pasokan air dari PAM, yang membuat warga harus mengandalkan sumur pribadi atau alternatif irigasi seadanya. Hal ini kerap menghambat proses perawatan tanaman yang seharusnya dilakukan secara rutin.


Strategi Penguatan dan Perluasan Manfaat TOGA

Untuk menjawab tantangan tersebut, kelompok PKK telah merancang strategi pengembangan, mulai dari pelatihan berkelanjutan, kolaborasi antar-RT, hingga inovasi pengelolaan irigasi sederhana. Mereka juga mulai membuka peluang pemasaran produk herbal secara lebih luas dengan memanfaatkan platform digital sebagai media promosi dan pencatatan usaha.

Dukungan pemerintah desa, PKK tingkat kecamatan, serta peran masyarakat sangat diperlukan untuk menyediakan bibit unggul, sarana irigasi, hingga akses permodalan agar program ini dapat terus tumbuh dan mandiri.


Harapan Menuju Desa Mandiri dan Berkelanjutan

Dengan kondisi lahan yang subur, pemanfaatan pupuk organik dari peternakan lokal, serta pengetahuan agraris warga yang memadai, budidaya TOGA di Desa Saka Jaya memiliki potensi besar untuk berkembang. Program ini diharapkan menjadi pondasi dalam meningkatkan ketahanan pangan keluarga, memperkuat kesejahteraan ekonomi, dan mewujudkan desa yang mandiri serta berkelanjutan.
Inisiatif warga ini menjadi contoh inspiratif pemberdayaan masyarakat yang menyatukan aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi secara terpadu demi kemajuan desa.

Fadiah Nur Dwiyanti
06151282328056
Prodi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pos terkait