Ogan Ilir, Beritasriwijaya.com — Perkembangan pesat teknologi digital telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk cara kita bertransaksi. Menyadari pentingnya edukasi dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-83 Kelompok 60 dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Edukasi Transaksi Digital dan Perlindungan Konsumen” pada Senin, 14 Juli 2025.
Acara yang berlangsung di Gedung Posyandu Desa Tanjung Temiang, Kecamatan Tanjung Raja Ogan Ilir, ini dihadiri oleh puluhan warga, mulai dari pedagang, pelaku UMKM, hingga ibu rumah tangga. Tujuan utama dari kegiatan ini bukan hanya mengenalkan teknologi transaksi digital, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai cara bertransaksi yang lebih aman, bijak, dan tentunya mendukung perekonomian digital di desa.
QRIS: Solusi Sederhana untuk Transaksi Digital
Materi utama disampaikan oleh mahasiswa KKN, Ahmad Rinanda, yang memperkenalkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)—sebuah inovasi dari Bank Indonesia yang memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi digital.
“Bayangkan QRIS ini seperti sebuah kunci universal. Cukup dengan satu kode QR, berbagai aplikasi pembayaran seperti dompet digital atau mobile banking bisa langsung digunakan,” ujarnya.
Ahmad juga menekankan bahwa dengan menggunakan QRIS, pedagang dan UMKM bisa menghemat biaya karena tak perlu lagi menyediakan mesin EDC, sekaligus mengurangi risiko uang palsu atau kehilangan uang tunai. Proses transaksi yang lebih cepat dan tercatat otomatis juga memudahkan pembukuan usaha.
“Apalagi bagi pembeli dari luar desa atau generasi muda yang sudah terbiasa menggunakan dompet digital, mereka hanya perlu memindai QRIS—tanpa perlu lagi menghitung uang kembalian,” tambahnya.
Sesi sosialisasi diakhiri dengan praktik langsung memindai kode QRIS yang telah disiapkan. Beberapa warga yang awalnya ragu, akhirnya merasa percaya diri karena prosesnya lebih mudah dari yang mereka bayangkan.
Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBPR)
Selain QRIS, mahasiswa KKN Rahma Mey juga memaparkan mengenai Cinta, Bangga, Paham Rupiah (CBPR)—gerakan nasional yang dicanangkan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap uang Rupiah.
“Cinta Rupiah itu bukan hanya tentang menjaga fisik uang agar tidak rusak, seperti tidak dicoret atau dilipat. Bangga Rupiah berarti kita sadar bahwa Rupiah adalah simbol kedaulatan bangsa, dari Sabang sampai Merauke. Sementara Paham Rupiah mengajak kita untuk lebih bijak dalam menggunakan uang,” terang Rahma.
Ia menambahkan, perilaku kecil seperti merawat uang rupiah memiliki dampak besar dalam menjaga stabilitas ekonomi negara. Dengan Rupiah yang tetap terjaga kualitasnya, transaksi di masyarakat pun akan lebih lancar dan sehat.
Waspadai Kejahatan Digital dan Perlindungan Konsumen
Sosialisasi juga mencakup materi perlindungan konsumen dari kejahatan digital seperti social engineering (soceng), di mana pelaku mencoba memperoleh data pribadi melalui pesan atau telepon palsu.
“Jangan pernah memberikan data pribadi seperti kode OTP atau password kepada pihak yang tidak jelas. Bank atau penyedia layanan resmi tidak akan pernah meminta informasi pribadi secara langsung,” tegas Rahma.
Ia menambahkan bahwa apabila masyarakat merasa menjadi korban atau menemukan aktivitas mencurigakan, mereka dapat segera melapor ke pihak berwenang atau layanan pengaduan Bank Indonesia.
Harapan dari Mahasiswa dan Pemerintah Desa
Ketua Kelompok KKN 60, Kafila Eka, mengungkapkan harapan besar dari kegiatan sosialisasi ini.
“Kami berharap seminar ini dapat memberikan manfaat bagi pelaku UMKM di desa, agar mereka bisa mengembangkan bisnis melalui QRIS. Semoga QRIS tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga memperluas jangkauan pasar mereka. Kami juga ingin masyarakat semakin bangga dengan Rupiah dan lebih waspada terhadap penipuan digital,” ujar Kafila.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan langkah awal agar masyarakat Desa Tanjung Temiang tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi dan dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan mereka. “Kami ingin masyarakat lebih percaya diri dalam memanfaatkan teknologi untuk usaha dan kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Ning, Sekretaris Desa Tanjung Temiang, memberikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif mahasiswa KKN ini.
“Edukasi seperti ini sangat penting. Banyak warga yang sebelumnya belum paham tentang QRIS, kini mereka jadi lebih mengerti dan siap mencoba. Semoga lebih banyak UMKM dan warung di sini yang memanfaatkan QRIS, agar transaksi jadi lebih mudah dan tertib,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa materi tentang CBPR dan perlindungan konsumen sangat relevan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak mudah tertipu dalam transaksi digital.
“Semoga warga Desa Tanjung Temiang semakin bijak dalam mengelola keuangan, menjaga Rupiah, dan lebih hati-hati di era digital ini,” tambahnya.
Penulis : Niken ayu cahyani / MHS UIN Raden Fatah Palembang