Ogan Ilir, Beritasriwijaya.com – Dalam upaya nyata mendukung pembangunan masyarakat desa melalui pendekatan edukatif dan berbasis kebutuhan lokal, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-83 UIN Raden Fatah Palembang Kelompok 59 menyelenggarakan sosialisasi penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) serta edukasi pencegahan stunting di Desa Seri Dalam, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Kegiatan ini berlangsung pada awal pekan dan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ibu rumah tangga, kader posyandu, hingga perangkat desa. Mengusung semangat literasi digital dan kesehatan, sosialisasi ini bertujuan untuk mendukung pemerataan teknologi transaksi nontunai serta meningkatkan kepedulian akan gizi anak dalam rangka mencegah stunting.
Digitalisasi Ekonomi Lewat QRIS: Mudah, Cepat dan Aman
Sesi pertama difokuskan pada pengenalan QRIS, yaitu sistem pembayaran digital terpadu yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Para mahasiswa memaparkan secara rinci mengenai manfaat QRIS bagi masyarakat pedesaan, khususnya dalam membantu pelaku UMKM mengelola transaksi harian secara lebih efisien, aman, dan tanpa perlu uang tunai.
Dengan menggunakan contoh langsung melalui simulasi transaksi, peserta diajak memahami cara memindai kode QR, melakukan pembayaran via aplikasi dompet digital, serta langkah-langkah registrasi akun bagi pelaku usaha yang ingin mengaktifkan fitur QRIS di warung atau kios milik mereka.
“QRIS ini bukan hanya untuk kota. Justru sangat berguna bagi pedagang di desa agar tidak repot mengurus uang kembalian dan lebih aman dari risiko uang palsu,” ujar salah satu mahasiswa yang memandu praktik.
Peserta terlihat antusias, terutama pelaku UMKM yang mengaku baru mengetahui bahwa transaksi digital kini bisa diakses secara mudah bahkan dari desa terpencil.
Pencegahan Stunting: Edukasi Gizi untuk Masa Depan Anak Bangsa
Sesi kedua membahas topik yang tak kalah penting, yaitu pencegahan stunting, sebuah isu kesehatan serius yang masih menjadi tantangan di banyak wilayah Indonesia. Para mahasiswa menyampaikan edukasi mengenai pengertian stunting, penyebabnya, serta cara-cara pencegahan sejak dini, dimulai dari pemberian ASI eksklusif, pola makan bergizi seimbang, hingga pentingnya sanitasi dan kebersihan lingkungan.
Mahasiswa juga membagikan contoh menu makanan sehat berbasis lokal, dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan terjangkau, agar masyarakat tidak merasa kesulitan untuk menerapkan pola makan yang baik di rumah.
Para ibu-ibu yang hadir tampak aktif berdiskusi, bertanya seputar cara mengatasi anak yang susah makan, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), hingga jadwal posyandu dan imunisasi.
“Kami sangat senang dengan kegiatan ini. Biasanya sosialisasi soal gizi datang dari puskesmas, tapi kali ini mahasiswa juga bisa menjelaskan dengan bahasa yang mudah kami pahami,” ungkap Ibu Sumiati, salah satu warga yang hadir.
Sinergi Mahasiswa dan Masyarakat untuk Masa Depan Desa
Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen edukatif, tetapi juga memperkuat koneksi sosial antara mahasiswa dan masyarakat, serta menegaskan bahwa pengabdian mahasiswa dapat menjangkau hal-hal vital seperti ekonomi dan kesehatan.
“Melalui sosialisasi ini, kami ingin memberi kontribusi nyata bagi Desa Seri Dalam. Kami percaya bahwa masyarakat desa juga berhak mendapatkan akses pengetahuan mengenai transaksi digital dan pencegahan stunting. Ini penting untuk menciptakan desa yang tangguh, sehat, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar Ketua Kelompok KKN 59, Rifky.
Penulis : Mahasiswa KKN UIN Kelompok 59