PMO, Ancaman Diam-Diam Bagi Remaja Usia 20-an: Bahaya, Dampak Langsung dan Cara Menghentikannya

Remaja laki-laki duduk termenung di depan laptop — ilustrasi ketergantungan pornografi yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan fokus belajar.

Palembang, Beritasriwijaya.com —  Di balik layar ponsel yang tak pernah lepas dari genggaman, tersembunyi kebiasaan yang kian marak namun jarang dibicarakan secara terbuka: PMO atau Porn-Masturbation-Orgasm. Aktivitas ini kerap dianggap sebagai pelampiasan stres atau sekadar “hiburan”, namun siapa sangka, di balik itu ada dampak serius yang mengintai, terutama bagi remaja dan dewasa muda di usia 20-an.

PMO bukan hanya soal kenikmatan sesaat. Kebiasaan ini bisa menimbulkan ketergantungan, menurunkan semangat hidup, dan bahkan memengaruhi kesehatan mental serta produktivitas sehari-hari.

Dampak Langsung yang Bisa Dirasakan:

Beberapa dampak nyata yang sering kali dirasakan setelah melakukan PMO antara lain:

  • Rasa malas dan tidak termotivasi: Setelah orgasme, tubuh mengalami penurunan dopamin drastis, hormon yang berkaitan dengan motivasi dan semangat.

  • Susah fokus dan menurunnya produktivitas: PMO yang dilakukan berulang kali bisa mengacaukan sistem kerja otak, membuat seseorang jadi lebih mudah terdistraksi.

  • Rasa bersalah dan rendah diri: Banyak yang mengaku merasa hampa, kotor, atau tidak berharga setelah melakukan PMO.

  • Kesulitan dalam hubungan sosial: Ketergantungan pada fantasi bisa menyebabkan rasa canggung dalam menjalin hubungan nyata.

  • Disfungsi ereksi dini atau hilangnya gairah terhadap pasangan nyata: Fenomena ini disebut “Porn-Induced ED”, dan makin banyak dialami pria muda.

Kenapa Ini Berbahaya di Usia 20-an?

Masa 20-an adalah fase emas pertumbuhan diri. Di usia ini, seseorang sedang membangun karier, relasi, dan jati diri. Namun ketergantungan pada PMO bisa mengganggu semua itu. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, bekerja, dan berkarya malah habis untuk hal-hal yang semu dan adiktif.

Lalu, Bagaimana Cara Stop PMO?

Berhenti dari PMO memang tidak mudah, apalagi jika sudah menjadi kebiasaan harian. Tapi bukan berarti mustahil. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dicoba:

  1. Tentukan alasan kuat untuk berhenti — Apakah karena kesehatan, karier, spiritual, atau hubungan? Miliki motivasi yang kuat.

  2. Hindari pemicu (trigger) — Hapus aplikasi, unfollow akun-akun pemancing, dan atur ulang lingkungan digital.

  3. Isi waktu luang dengan aktivitas produktif — Olahraga, menulis jurnal, atau mempelajari skill baru bisa sangat membantu.

  4. Jangan sendirian — Cari komunitas atau teman yang juga sedang berjuang. Dukungan sosial sangat penting.

  5. Terapkan sistem “NoFap” dan pantau progres — Banyak platform yang menyediakan bantuan dan pelacak kebiasaan secara gratis.

  6. Jika perlu, konsultasi dengan ahli — Psikolog atau konselor bisa membantu mengurai akar masalah yang menyebabkan seseorang terus kembali pada PMO.

Pos terkait