BERITASRIWIJAYA.COM, PALEMBANG – Teori adalah pendapat,metode atau aturan untuk melakukan sesuatu. Teori mempunyai fungsi merangkum fakta dan hukum secara jelas dan ilmiah. Peran teori adalah untuk memperoleh pemahaman dan mengorganisasi pengalaman. Tujuan suatu adalah untuk memahami sesuatu.Sifat-sifat teori bersifat fleksibel dan dinamis. Fleksibilitas dan dinamisme teori memudahkan penarikan kesimpulan ketika muncul data baru yang memungkinkan terjadinya perubahan kesimpulan. Berdasarkan teori ilmiah,berpikir secara sistematis memerlukan penggunaan teori dalam praktik. Seperti yang diharapkan,teori juga memaikan peran penting dalam penelitian dan juga digunakan sebagai alat pemilihan data.
TEORI FILSAFAT
BERPERAN DALAM MEMBANGUN KERANGKA BERPIKIR ILMIAH
Kerangka ilmiah mencerminkan pemikiran ilmiah. Sains atau berpikir ilmiah adalah suatu bentuk pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematis dan diperoleh melalui proses ilmiah dengan menggunakan pemikiran ilmiah (Wibowa, 2001). Secara epistemologis, aktivitas berpikir ilmiah menyangkut serangkaian pemikiran logis, yaitu kajian terhadap sesuatu yang bersifat umum guna menghasilkan sesuatu pemikirannya didasarkan pada kerangka pemikiran terkait yang disusun secara konkrit dan sistematis dalam kerangka berikut. Terdiri dari argumentasi, logika, analisis, konsepsi, dan kritik.
Filsafat memegang peranan yang sangat penting dalam membangun kerangka berpikir ilmiah – cara berpikir yang sistematis, logis dan berbasis bukti – untuk memahami dunia dan fenomena di sekitar kita. Kerangka pemikiran ilmiah ini banyak bertumpu pada prinsip-prinsip dasar filsafat, terutama terkait metodologi, logika, dan epistemologi. Berikut ini diuraikan peranan teori-teori filsafat dalam membangun kerangka pemikiran ilmiah:
1.Epistemologi Menentukan Sumber Pengetahuan
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan: apa itu pengetahuan, bagaimana memperolehnya, dan seberapa besar pengetahuan itu dapat dipercaya. Dalam konteks pemikiran ilmiah, epistemologi berperan penting dalam menentukan valid atau tidaknya pengetahuan yang diperoleh. Pemikiran ilmiah tidak hanya bertumpu pada intuisi atau keyakinan subyektif, namun pada kumpulan bukti yang terukur dan dapat diverifikasi. Filsafat membantu para ilmuwan menyadari bahwa pengetahuan ilmiah harus dibangun di atas data yang dapat diandalkan.
2.Logika: Menjamin Keabsahan Pemikiran
Filsafat, khususnya logika, mengajarkan struktur berpikir yang efektif. Dalam berpikir ilmiah, penting untuk memiliki struktur argumen yang jelas dan logis. Logika membantu kita menarik kesimpulan yang valid dan valid berdasarkan premis-premis yang ada. Kurangnya pemahaman logika dapat menyebabkan kesalahan penalaran dalam penelitian dan diskusi ilmiah sebagai berikut: Kekeliruan deduksi (menarik kesimpulan yang tidak valid dari premis-premis) atau kekeliruan induksi (menyimpulkan sesuatu yang umum dari observasi yang kurang representatif).Filsafat mengajarkan kaidah-kaidah logika, baik logika deduktif (di mana kesimpulan diambil dari prinsip-prinsip umum) maupun logika induktif (di mana kesimpulan diambil berdasarkan pengamatan dan data tertentu).Kedua jenis logika ini sangat penting untuk membangun kerangka pemikiran ilmiah yang sistematis dan bertanggung jawab.
3.Metode Ilmiah Sistematisasi dan Pembuktian
Teori filosofis juga membantu membangun metode ilmiah, pendekatan sistematis dalam mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Filsafat mengajarkan cara berpikir yang terstruktur, selangkah demi selangkah, yang kira-kira sesuai dengan prinsip-prinsip metode ilmiah. Dalam metode ilmiah, langkah-langkah seperti observasi, perumusan hipotesis, eksperimen, analisis data, dan kesimpulan, semuanya didasarkan pada gagasan berpikir kritis dan rasional terhadap prosesnya, bukan sekadar mengikuti langkah-langkah. Selain itu, filsafat juga mengajarkan pengujian teori, yang penting dalam konteks pemikiran ilmiah. Dalam sains, teori yang tidak dapat diuji atau dibuktikan melalui eksperimen atau observasi dianggap tidak valid.
4.Realitas dan Objektivitas
Filsafat mengajarkan kita untuk memahami realitas dan objektivitas. Dalam kerangka ilmiah, para ilmuwan berusaha mengungkap realitas objektif yang tidak dipengaruhi oleh pandangan pribadi, emosi, dan bias. Pemahaman filosofis tentang dunia memungkinkan para ilmuwan untuk fokus pada penemuan yang benar-benar obyektif dan dapat diterima, bukan hanya berdasarkan perspektif pribadi atau masyarakat.
5.Prinsip-Prinsip Etika dalam Penelitian
Selain aspek logis dan metodologis, etika juga memegang peranan penting dalam berpikir ilmiah. Filsafat etika mengajarkan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam produksi pengetahuan. Ilmuwan harus melaporkan data dan hasil penelitian secara jujur dan tidak boleh memanipulasi hasil untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Etika dalam filsafat juga mengajarkan tentang tanggung jawab sosial terhadap hasil penelitian ilmiah yang dapat mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
6.Kritis terhadap Asumsi dan Paradigma yang Ada
Filsafat berfungsi untuk mengajarkan kita berpikir kritis tentang asumsi mendasar yang mendasari teori dan pendekatan ilmiah tertentu. Filsafat menantang para ilmuwan untuk mempertanyakan apa itu kebenaran dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru. Banyak kemajuan yang terjadi dalam sejarah ilmu pengetahuan karena para ilmuwan berani mempertanyakan paradigma yang ada dan mengajukan perspektif baru. Melalui tokoh-tokoh seperti Kant dan Popper, filsafat mengajarkan pentingnya keterbukaan terhadap perubahan dan pengujian terus menerus terhadap teori-teori yang ada.
7.Dialog dan Perdebatan Ilmiah
Filsafat juga mengajarkan tentang pentingnya dialog dan perdebatan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam sains, penemuan baru sering kali muncul dari diskusi di mana para ilmuwan saling menguji dan mengkritik teori dan penemuan.Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan melalui pertukaran gagasan secara terus-menerus.
Jadi kesimpulannya Secara keseluruhan, teori-teori filsafat memegang peranan yang sangat penting dalam membangun kerangka berpikir ilmiah. Filsafat mendukung landasan pemikiran ilmiah berdasarkan prinsip-prinsip logika, epistemologi, dan etika, serta memberikan metodologi yang sistematis dan obyektif bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Tanpa filsafat, pemikiran ilmiah akan kehilangan struktur dan landasan pemikiran rasional, kritis, dan penuh pertimbangan.
Oleh karena itu, filsafat tidak hanya memperkaya teori-teori ilmiah tetapi juga memperkuat pendekatan-pendekatan ilmiah yang bertanggung jawab dan terbuka terhadap perkembangan baru.
Penulis : Alya Nur Syifa dan Nadira ( mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang,fakultas dakwah dan komunikasi,prodi jurnalistik )