Kasus HIV/AIDS di Palembang Capai 211 Kasus Selama Semester Pertama 2025, Dinkes Gencarkan Edukasi dan Pencegahan

Peserta mengikuti kegiatan olahraga massal di atas Jembatan Ampera, Palembang. Dinas Kesehatan terus menggalakkan gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit seperti HIV/AIDS melalui berbagai kegiatan publik. ist

Palembang, Beritasriwijaya.com —  Sepanjang Januari hingga Juni 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mencatat sebanyak 211 kasus HIV/AIDS yang tersebar di berbagai wilayah kota. Data ini mengungkapkan bahwa 154 kasus merupakan HIV, sedangkan 57 lainnya adalah AIDS, menunjukkan bahwa penyakit ini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama di kalangan usia produktif.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan, dalam keterangannya kepada awak media, Kamis (17/7/2025).

Bacaan Lainnya

“Selama enam bulan terakhir, kami menemukan total 211 kasus HIV dan AIDS. Untuk bulan Juli, datanya masih kami rekapitulasi karena bulan ini masih berjalan,” ujar Yudhi.

Rincian Data Kasus per Bulan

Dinkes merinci penemuan kasus berdasarkan bulan:

  • Januari: 32 kasus HIV dan 14 kasus AIDS

  • Februari: 35 kasus HIV dan 3 kasus AIDS

  • Maret: 16 kasus HIV dan 8 kasus AIDS

  • April: 21 kasus HIV dan 9 kasus AIDS

  • Mei: 26 kasus HIV dan 12 kasus AIDS

  • Juni: 24 kasus HIV dan 11 kasus AIDS

Jumlah ini menunjukkan bahwa kasus baru terus bermunculan setiap bulan, dengan tren fluktuatif namun tetap konsisten.

Faktor Risiko dan Edukasi Pencegahan

Yudhi menjelaskan bahwa HIV/AIDS umumnya menyebar melalui perilaku berisiko, terutama seks bebas tanpa perlindungan. Oleh karena itu, pencegahan yang paling efektif adalah dengan menjaga perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab secara seksual.

“Penyakit ini erat kaitannya dengan gaya hidup dan perilaku. Oleh karena itu, kami sangat menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran, khususnya bagi remaja dan masyarakat usia produktif,” ujarnya.

Dinkes Palembang terus menggalakkan program sosialisasi dan edukasi yang menyasar ke sekolah-sekolah, kampus, komunitas pemuda, dan lingkungan kerja. Tujuannya adalah agar generasi muda tidak hanya mengetahui bahaya HIV/AIDS, tetapi juga mampu menghindari faktor-faktor penyebabnya.

“Kami menyambangi sekolah-sekolah untuk memberi pemahaman langsung tentang HIV/AIDS, penyebarannya, dan bagaimana cara mencegahnya. Karena edukasi dini adalah senjata terbaik,” tambah Yudhi.

Langkah Strategis Pemerintah Daerah

Selain edukasi, Dinkes juga bekerja sama dengan berbagai instansi dan komunitas kesehatan dalam menggelar layanan pemeriksaan dini (VCT), pemberian konseling, dan kampanye anti-stigma terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Pemerintah berharap, dengan pendekatan holistik ini, dapat menekan laju penularan dan memberikan dukungan yang lebih manusiawi kepada para penderita.(Ema)

Pos terkait