Palembang, Beritasriwijaya.com – Suasana meriah mewarnai Lorong Jayalaksana 3–4 Ulu Palembang pada Senin (18/8/2025). Mahasiswa KKN Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang berkolaborasi dengan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar sosialisasi sekaligus praktik permainan tradisional dalam rangka memperingati HUT RI ke-80. Acara ini diikuti sekitar 50 anak-anak setempat yang terlihat antusias mengikuti setiap kegiatan.
Upaya Lestarikan Budaya di Tengah Modernisasi
Koordinator kegiatan, Rufina Eliza, menjelaskan bahwa program ini diadakan untuk menghidupkan kembali nilai budaya leluhur melalui permainan tradisional yang kini mulai terpinggirkan oleh gawai.
“Banyak anak sekarang lebih sibuk bermain dengan handphone. Padahal, permainan tradisional sarat makna dan mampu menumbuhkan kecerdasan sosial, emosional, sekaligus spiritual. Kami ingin menghadirkan kembali semangat itu melalui kegiatan ini,” jelas Rufina.
Apresiasi Muslimat NU
Dukungan juga datang dari Pimpinan Muslimat NU Palembang, DRA. Hj. Choiriyah A. Malik Tajuddin, M.Hum. Ia menilai inisiatif mahasiswa KKN sebagai langkah nyata menjaga identitas bangsa.
“Permainan tradisional memiliki nilai karakter dan moral yang penting untuk dikenalkan sejak dini. Kami berterima kasih kepada mahasiswa UIN Raden Fatah yang telah mengajak anak-anak di lingkungan ini kembali mencintai budaya sendiri,” ungkapnya.
Praktik Langsung dan Suasana Kebersamaan
Tak hanya sebatas sosialisasi, kegiatan ini juga diisi dengan praktik langsung. Anak-anak diajak mencoba berbagai permainan tradisional bersama mahasiswa KKN dan ibu-ibu Muslimat NU. Tawa riang dan semangat kebersamaan mewarnai jalannya acara, menjadikan momentum HUT RI ke-80 terasa semakin istimewa.
Harapan untuk Generasi Mendatang
Mahasiswa KKN Jurnalistik berharap permainan tradisional tidak sekadar menjadi ajang nostalgia, tetapi terus diwariskan sebagai bagian dari identitas bangsa yang kaya budaya. Dengan adanya kegiatan seperti ini, generasi muda diharapkan tumbuh dengan kecintaan terhadap budaya lokal sekaligus memiliki karakter yang kuat.
Penulis: Muhammad Daffa Rifqi Syaputra - Mahasiswa Jurnalistik