Beritasriwijaya.com, PALEMBANG –Posyandu Teratai Putih yang berada di Lorong Jama-Jama warga RW 10 dan sekitarnya, Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju, Palembang, telah menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Posyandu Teratai Putih, yang telah beroperasi sejak 11 Desember 1999, kini melayani sekitar 40 balita, 3 ibu hamil, dan 3 ibu menyusui setiap bulannya.
Berdasarkan laporan hasil observasi yang disusun oleh Anggun Putri Kamilah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya, posyandu ini menerapkan sistem pelayanan lima meja yang terstruktur dengan baik. Mulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan, hingga pelayanan kesehatan dan penyuluhan.
“Kegiatan posyandu dilaksanakan rutin setiap tanggal 22 mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB,” ungkap penulis.

Pelayanan yang diberikan meliputi imunisasi dasar lengkap, pemeriksaan tumbuh kembang anak, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, pemberian vitamin A untuk balita, serta deteksi dini gangguan pertumbuhan.
DEDIKASI KADER DITENGAH KETERBATASAN
Posyandu Teratai Putih dikelola oleh 7 kader terlatih yang bekerja secara sukarela. Mereka mendapat pendampingan dari bidan dan petugas kesehatan Puskesmas Plaju. Meskipun memiliki komitmen tinggi, para kader menghadapi berbagai kendala, terutama keterbatasan fasilitas dan kurangnya insentif.
“Beberapa peralatan posyandu sudah cukup lama dan perlu diganti, seperti timbangan yang kurang akurat. Tempat pelaksanaan posyandu juga masih menumpang di rumah warga,” jelas penulis.
Kendala lain yang dihadapi adalah partisipasi masyarakat yang belum maksimal. Sekitar 30-40% balita tidak hadir setiap bulan karena berbagai alasan, mulai dari kesibukan orang tua bekerja hingga kurangnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan rutin.

TANTANGAN GIZI DI MASYARAKAT URBAN
Warga RW 10 kecamatan Plaju Ulu kelurahan Plaju merupakan kawasan urban padat penduduk dengan mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh pabrik, pedagang kecil, dan pegawai swasta. Kondisi ekonomi menengah ke bawah ini berpengaruh pada pemahaman masyarakat tentang kesehatan dan gizi keluarga.
Hasil observasi menunjukkan masih ditemukan beberapa kasus gizi kurang dan stunting pada balita. Sebagian ibu belum memahami pentingnya gizi seimbang dan ASI eksklusif. Tingkat pendidikan yang mayoritas lulusan SMP dan SMA turut mempengaruhi kesadaran kesehatan masyarakat.
PROGRAM PEMBERDAYAAN UNTUK MASYARAKAT DI MASA DEPAN
Untuk mengatasi berbagai permasalahan, penulis merekomendasikan beberapa program pemberdayaan. Di antaranya pelatihan berkala untuk kader, program edukasi masyarakat melalui kelas ibu balita, pengadaan sarana prasarana yang memadai, sistem jemput bola untuk meningkatkan partisipasi, serta penguatan kemitraan dengan berbagai pihak.
“Dengan optimalisasi potensi yang ada dan penyelesaian berbagai kendala, Posyandu Teratai Putih memiliki peluang besar untuk menjadi posyandu percontohan”
Dukungan dari pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, Puskesmas Plaju, serta RT/RW setempat menjadi kunci keberlanjutan program ini. Masyarakat juga diharapkan meningkatkan kesadaran dengan rutin membawa balita ke posyandu dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Posyandu Teratai Putih membuktikan bahwa pelayanan kesehatan dasar yang dikelola dengan baik dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian target kesehatan nasional, terutama pencegahan stunting dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Nama : Anggun Putri Kamilah
Nim : 06151282328035
Fakultas : FKIP (Pendidikan Masyarakat)









