BANYUASIN, Beritasriwijaya.com – Viral di media sosial, kondisi Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) di Sumatera Selatan menuai sorotan warganet. Tak sedikit yang menyebut fasilitas utama penyeberangan ini tampak mirip “bangunan terbengkalai” karena persoalan kebersihan dan perawatan gedung. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumsel, Drs. H. Ari Narsa JS, akhirnya buka suara.
Menurut Ari, sejak 23 September 2024, Pelabuhan TAA telah resmi menerapkan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Penerapan ini didasarkan pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2024, yang mengatur tata kelola baru untuk memperbaiki sistem anggaran dan operasional di pelabuhan tersebut.
> “Dengan BLUD, pengelolaan lebih fleksibel. Kami menargetkan peningkatan pelayanan dari sisi kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pengguna jasa,” ujar Ari dalam wawancara bersama Berita Sriwijaya di Kantor Dishub Sumsel.
Kebersihan Jadi Sorotan Utama
Persoalan klasik yang terus menghantui Pelabuhan TAA adalah soal kebersihan, terutama kotoran burung yang menempel di dinding bangunan terminal. Ari mengakui bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya, seperti pemasangan jaring hingga penggunaan ultrasonic pengusir burung, namun hasilnya belum efektif.
“Selain faktor desain bangunan yang terbuka, kawasan ini memang habitat asli burung-burung tersebut. Tapi dengan sistem BLUD, kami bisa tempatkan tenaga outsourcing khusus kebersihan agar wajah pelabuhan lebih terawat,” tambahnya.
Digitalisasi Layanan Tiket Ferry
Selain masalah fisik, pihak UPTD Pelabuhan TAA juga tengah fokus memperbaiki sistem layanan. Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan TAA dan Kertalaya, Pandu Wibowo, ST., MM, mengungkapkan bahwa saat ini proses pembelian tiket masih dilakukan secara offline.
Namun, ke depan, UPTD akan menggandeng aplikasi Ferizy untuk pemesanan tiket online, sekaligus memperluas kerja sama dengan Bank Sumsel Babel dalam sistem pembayaran cashless.
> “Kami berkomitmen mempercepat digitalisasi layanan tiket ferry berbasis online. Ini bagian dari transformasi TAA menuju pelabuhan modern dan lebih ramah pengguna,” jelas Pandu.
Harapan Publik: Dari Buah Bibir Jadi Kebanggaan
Dengan status baru sebagai BLUD, publik menaruh harapan besar agar Tanjung Api-api bisa keluar dari stigma buruk sebagai pelabuhan yang tampak terbengkalai. Masyarakat menunggu realisasi janji peningkatan layanan, mulai dari kebersihan, keamanan, hingga kenyamanan.
“Pelabuhan TAA harus berubah. Selama ini jadi buah bibir karena kebersihan dan kenyamanan yang minim, ke depan harus jadi kebanggaan Sumatera Selatan,” tutup Ari.
Kini, semua mata tertuju pada bagaimana implementasi BLUD benar-benar bisa menjawab kritik masyarakat sekaligus mengubah wajah Pelabuhan Tanjung Api-api menjadi gerbang maritim Sumatera Selatan yang lebih layak dan modern.