Pria 45 Tahun di Palembang Ditemukan Tewas Gantung Diri, Keluarga Sebut Alami Depresi Sejak Lama

Ilustrasi seorang pria yang mengalami depresi berat. Peristiwa gantung diri ini mengingatkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di lingkungan keluarga dan masyarakat. ist
Berita ini ditujukan sebagai informasi dan edukasi publik. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami tekanan psikologis atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri, segera hubungi tenaga kesehatan mental profesional seperti psikolog, psikiater, atau layanan konseling yang tersedia di wilayah Anda.

Palembang, Beritasriwijaya.com — Warga Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Sumatera Selatan, digegerkan dengan penemuan jasad seorang pria berinisial BI (45) yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung di dalam kamar rumahnya sendiri. Kejadian tragis ini terjadi pada Minggu pagi, 27 Juli 2025, sekitar pukul 08.30 WIB, dan pertama kali diketahui oleh kakak kandung korban.

Kapolsek Ilir Barat II, Kompol Fauzi Saleh, membenarkan peristiwa tersebut saat dikonfirmasi oleh awak media.

Bacaan Lainnya

“Benar, kami telah menerima laporan adanya seorang pria yang diduga meninggal dunia akibat gantung diri di wilayah hukum kami. Korban diketahui berinisial BI, berusia 45 tahun,” ungkapnya.

Peristiwa memilukan ini terungkap saat kakak korban, DK (49), kembali ke rumah usai keluar sebentar sejak pukul 07.30 WIB. Ketika hendak masuk, ia mendapati pintu rumah dalam kondisi terkunci dari dalam, membuatnya curiga akan keadaan adiknya.

“Karena tidak bisa masuk melalui pintu utama, saksi DK kemudian mencoba masuk melalui pagar samping rumah. Ia terpaksa mencongkel pintu agar bisa masuk ke dalam rumah. Saat memasuki kamar korban, saksi mendapati adiknya sudah dalam keadaan tergantung dan tidak bernyawa,” jelas Fauzi.

Setelah menemukan adiknya dalam kondisi mengenaskan, DK segera menghubungi anggota keluarga lain dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Personel dari Polsek IB II langsung menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara.

Dari hasil penyelidikan awal dan keterangan keluarga, korban diketahui telah mengalami gejala depresi dalam waktu yang cukup lama. Kondisi mental korban diduga semakin memburuk sejak kepergian ayah mereka, MP, beberapa bulan yang lalu.

“Saksi menyatakan bahwa korban memang telah menunjukkan tanda-tanda depresi yang cukup berat. Ditambah lagi, sejak ayah mereka meninggal, kondisi psikis korban makin memburuk. Hal ini memperkuat dugaan bahwa depresi menjadi pemicu utama tindakan tragis ini,” ujar Kompol Fauzi.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian dan dinyatakan meninggal dunia, pihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan visum maupun autopsi. Jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan.

“Keluarga korban sepakat tidak melakukan tindakan medis lanjutan seperti visum atau autopsi. Jenazah telah kami serahkan dan prosesi pemakaman segera dilakukan oleh pihak keluarga,” pungkasnya.

Pos terkait