Proyek Rp 705 M Penanggulangan Banjir di Palembang Ditargetkan Rampung 2027, Fokus Kurangi Genangan di Pusat Kota

Anak Sungai Musi yang menjadi bagian dari Sub DAS Bendung, akan direvitalisasi sebagai langkah utama dalam proyek penanggulangan banjir Kota Palembang.

Palembang, Beritasriwijaya.com – Pemerintah Kota Palembang bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII tengah mempersiapkan langkah strategis untuk mengatasi masalah banjir yang selama ini kerap menghantui kawasan pusat kota. Salah satu proyek besar yang sedang digagas adalah Revitalisasi Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendung, yang ditargetkan rampung pada September 2027.

Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 705,8 miliar ini akan didanai melalui kerja sama dengan World Bank dan dirancang secara khusus untuk mengatasi titik-titik rawan banjir seperti kawasan Simpang Polda, Talang Aman, IBA, Golf, hingga Seduduk Putih. Wilayah-wilayah ini tercatat sebagai zona yang paling sering terdampak genangan air saat musim hujan.

Bacaan Lainnya

Komitmen Pemerintah: Banjir Bukan Takdir, Tapi Masalah yang Harus Diselesaikan

Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyatakan bahwa proyek ini menjadi prioritas utama Pemkot dalam agenda pembangunan infrastruktur kota. Menurutnya, penanganan banjir di kawasan Sub DAS Bendung adalah langkah kunci karena wilayah ini merupakan jantung kota yang padat aktivitas masyarakat.

“Luas area yang terdampak Sub DAS Bendung mencapai 17,25 km², dengan panjang sungai 5,4 km yang bermuara langsung ke Sungai Musi. Selama ini, meskipun sudah dibangun enam unit pompa, masih banyak genangan terjadi karena aliran sungai yang terganggu akibat sedimentasi dan kerusakan sistem drainase,” ujar Ratu Dewa.

Ia juga memastikan bahwa seluruh proses pematangan lahan untuk proyek ini sudah selesai dilakukan, tanpa kendala sosial di tiga kecamatan terdampak, yakni Ilir Timur I, Ilir Timur III, dan Kemuning.

“Kami sudah berkomunikasi dengan World Bank dan dapat dipastikan tidak ada hambatan sosial maupun teknis utilitas di sepanjang jalur Sungai Bendung,” tambahnya.

Dimulai Awal 2026, 13 Kegiatan Prioritas Disiapkan

Sementara itu, Kepala BBWS Sumatera VIII, Agus Safari, menyampaikan bahwa konstruksi fisik akan dimulai pada Januari 2026 dan ditargetkan selesai dalam kurun waktu 20 bulan hingga September 2027. Ia mengungkapkan setidaknya terdapat 13 kegiatan penting, seperti penguatan tebing sungai, rehabilitasi aliran, dan penambahan pompa sebanyak 6 hingga 8 unit baru.

“Jika proyek ini tuntas, potensi genangan di 300 hektare wilayah rawan banjir akan berkurang drastis—sekitar 89 persen. Artinya, yang tersisa hanya 31 hektare dari total kawasan terdampak saat ini,” jelas Agus.

Proyek ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi menjadi penanganan banjir yang sistemik dan berkelanjutan, mengingat Sub DAS Bendung merupakan salah satu urat nadi drainase kota.

Saat ini dokumen teknis dan pembiayaan proyek telah diserahkan kepada World Bank, dan proses finalisasi sedang berlangsung sebelum pekerjaan konstruksi resmi dimulai pada awal tahun depan.

Pos terkait