Siswa SMP Negeri Belum Bisa Membaca, DPRD Ogan Ilir Desak Evaluasi Total Dunia Pendidikan

OGAN ILIR, Beritasriwijaya.com Temuan lima siswa kelas 3 SMP Negeri di Kabupaten Ogan Ilir yang belum bisa membaca saat inspeksi mendadak (sidak) oleh Wakil Bupati Ogan Ilir, menimbulkan keprihatinan mendalam. Peristiwa ini dinilai mencoreng wajah dunia pendidikan di daerah tersebut.

Di tengah era digital dengan derasnya arus informasi dan kompetisi yang semakin ketat, keberadaan siswa yang masih buta huruf dianggap sangat ironis. Kondisi ini dikhawatirkan membuat mereka jauh tertinggal, terutama dalam proses belajar mengajar.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir, Muhammad Sayuti, S.H., menyayangkan masih ditemukannya kasus seperti ini di dunia pendidikan. Ia menegaskan, persoalan ini harus menjadi perhatian serius sekaligus tanggung jawab semua pihak, terutama Pemerintah Daerah dan DPRD.

“Pendidikan adalah pelayanan dasar yang wajib diselenggarakan dengan baik. Karena itu, kami meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ogan Ilir melakukan evaluasi total terhadap tata kelola pendidikan. Evaluasi ini harus menyeluruh, mencakup kurikulum, kinerja kepala sekolah, guru, pengawas, sarana prasarana, hingga efektivitas manajemen sekolah,” tegas Sayuti.

Menurutnya, evaluasi harus melibatkan semua pemangku kepentingan pendidikan dengan penyajian data akurat, serta berorientasi pada perbaikan berkelanjutan. Ia juga menekankan, temuan lima siswa buta huruf tersebut jangan dianggap sepele.

“Ini tamparan keras bagi wajah pendidikan kita. Jangan sampai kita anggap biasa. Bisa jadi ini hanyalah fenomena gunung es, dan masih banyak siswa SMP lain yang mengalami hal sama. Bahkan, kemungkinan besar hal ini merupakan dampak dari kegagalan penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah dasar,” katanya.

Sebagai solusi jangka pendek, pihaknya mendorong adanya pendampingan atau kelas khusus bagi siswa yang belum bisa membaca. Namun, untuk jangka panjang dibutuhkan kebijakan holistik, empiris, dan sistemik dengan melibatkan pemerintah daerah, sekolah, orang tua, serta masyarakat.

Lebih lanjut, Sayuti mengungkapkan DPRD Ogan Ilir akan mendorong pembentukan Panitia Khusus (Pansus) guna menginvestigasi akar persoalan pendidikan di daerah tersebut.

“Dengan terbentuknya pansus, kita bisa menemukan akar masalah sekaligus solusi tepat untuk menuntaskan persoalan ini. Semua ini demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” pungkas Ketua Fraksi PKS DPRD Ogan Ilir itu. (ydp)

Pos terkait