Terseret Arus Sungai Lematang Saat Mancing, Seorang Lansia di Lahat Masih Dalam Pencarian Tim SAR

Tim SAR gabungan tengah melakukan penyisiran di aliran Sungai Lematang menggunakan perahu karet, berupaya menemukan lansia yang dilaporkan hilang saat memancing. Upaya pencarian dilakukan sejak Minggu malam dengan berbagai metode darat dan air.

Lahat, Beritasriwijaya.com – Aktivitas memancing yang seharusnya menjadi momen santai berujung tragis bagi seorang warga lanjut usia asal Kota Baru, Kelurahan Pasar Lama, Kabupaten Lahat. Seorang pria berusia 60 tahun, bernama Bingsing, dilaporkan hilang setelah terpeleset dan jatuh ke Sungai Lematang, tepatnya di kawasan Desa Tanjung Telang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, pada Minggu sore (27/07).

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB ketika korban sedang memancing bersama seorang temannya di pinggiran Sungai Lematang. Berdasarkan keterangan saksi mata, korban diduga terpeleset dan tak sempat menyelamatkan diri saat terjatuh. Derasnya arus sungai membuat korban terseret dan tenggelam tanpa jejak, memicu kepanikan dan upaya pencarian darurat oleh warga setempat.

Bacaan Lainnya

Respons Cepat Basarnas dan Tim SAR Gabungan

Kepala Kantor SAR Palembang, Raymond Konstantin, S.E., menyampaikan bahwa laporan mengenai insiden tersebut baru diterima sekitar pukul 19.30 WIB. Setelah menerima informasi, pihaknya segera mengerahkan Tim Rescue dari Pos SAR Pagaralam lengkap dengan peralatan SAR air, termasuk perahu karet dan perahu rafting, menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya pencarian.

“Setelah menerima laporan, kami langsung bergerak cepat. Tim SAR saat ini sudah berada di lokasi dan sedang melaksanakan pencarian bersama unsur SAR gabungan,” ujar Raymond.

Proses pencarian melibatkan berbagai unsur mulai dari Basarnas Kantor SAR Palembang Pos SAR Pagaralam, TNI, Polri, BPBD Lahat, perangkat desa, relawan, hingga masyarakat setempat.

Dua SRU Dikerahkan, Manuver Air hingga Penyelaman

Strategi pencarian dibagi menjadi dua Search and Rescue Unit (SRU):

  • SRU 1 bertugas menyisir aliran sungai menggunakan perahu karet, sekaligus melakukan manuver air di titik-titik yang dicurigai sebagai lokasi korban tenggelam. Manuver ini bertujuan menciptakan gelombang dan turbulensi yang bisa mengangkat benda-benda yang berada di bawah permukaan air, termasuk tubuh korban.

  • SRU 2 melakukan penyisiran menggunakan perahu rafting sambil menyebar informasi ke masyarakat sepanjang aliran sungai. Jika kondisi memungkinkan, penyelaman akan dilakukan di titik-titik strategis dengan potensi keberadaan korban.

Raymond menambahkan, upaya pencarian akan terus dilanjutkan hingga hasil maksimal tercapai.

“Kami berharap korban dapat segera ditemukan. Semua unsur bekerja keras dengan berbagai metode pencarian agar keluarga korban mendapatkan kepastian dan kejelasan,” tegasnya.

Harapan Keluarga dan Dukungan Warga

Di tengah kesibukan upaya pencarian, dukungan dan doa dari masyarakat terus mengalir. Keluarga korban tampak tegar, meski tak bisa menyembunyikan rasa cemas yang mendalam. Mereka berharap agar pencarian membuahkan hasil dan korban bisa segera ditemukan, apapun keadaannya.

Musibah ini menjadi pengingat bahwa keselamatan di sekitar perairan, terutama sungai berarus deras seperti Lematang, perlu mendapatkan perhatian lebih. Masyarakat diimbau agar selalu berhati-hati, terutama saat beraktivitas di sekitar area sungai, terlebih saat musim hujan di mana debit air dan arus meningkat drastis.

Pos terkait