Tokoh Masyarakat Muba Tolak Mantan Koruptor Jadi bupati

Berirasriwijaya.co.id, Sekayu | Pemilihan calon bupati dan wakil bupati Muba periode 2025 – 2029
mulai memanas.

Sejumlah nama telah mengiklankan diri dengan memasang spanduk di jalan – jalan, mobil dan tempat umum sebagai calon bupati dan wakil bupati. Diantaranya Lucyanti mantan istri bupati muba Fahri Azhari, Toha Tohet pengusaha dan Tokoh masyarakat, Apriyadi Mahmud mantan Plt bupati Muba, Beni Hernadi mantan wakil bupati Muba.

Mereka adalah putra asli daerah Muba yang telah berpengalaman dan membuktikan diri dengan potensi masing – masing dan siap bertempur merebutkan kursi orang nomor Satu di kabupaten yang kaya minyak ini.

Persaingan diantara calon makin terlihat dari suara – suara masyarakat siapa sosok yang unggul dari sekian nama tersebut.

Tanggapan tokoh masyarakat Muba yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, Siapapun putra asli Muba yang inggin mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati dipersilakan, masyarakat siap mendukung namun kami menolak mendukung mantan koruptor mencalonkan diri jadi bupati

“Masyarakat Muba menolak calon bupati mantan koruptor terpidana dan telah menjalani hukuman di penjara” ungkap tokoh tersebut, Kamis 4 – Juli -2024

Penolakan ini bukan semata – mata dari dirinya tapi dari hampir merata tokoh masyarakat di 15 kecamatan dan 227 desa di Muba berdasarkan hasil survei yang dilakukannya dari bulan September 2023 hingga Februari 2024.

“Berdasarkan dari hasil survei yang saya lakukan 63 persen tokoh masyarakat Muba menolak mantan koruptor dengan alasan orang yang terhukum menjadi koruptor tidak pantas mencalonkan diri menjadi pemimpin dan tidak mungkin dipilih untuk menjadi pemimpin kembali” tandasnya

“Mantan koruptor sudah diberikan kesempatan untuk memimpin namun tidak mampu memegang amanah jadi wajar kalau rakyat hilang kepercayaan” imbuhnya

Tokoh masyarakat ini berpesan untuk mantan koruptor sebaiknya mengundurkan diri saja dari pencalonan daripada menghabiskan waktu, tenaga dan biaya.

Jika tokoh masyarakat menolak otomatis masyarakat menolak kalaupun ada yang mendukung tak mungkin akan mengantarkannya ke kursi bupati. (tim)

Pos terkait