Palembang, Beritasriwijaya.com — Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang dari kelas 2372 A menggelar sesi debat akademik dengan tema “Politik Sentralisasi vs Desentralisasi” sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Politik Desentralisasi dan Otonomi. Kegiatan yang berlangsung di ruang kelas ini dipandu oleh Bapak Najmi Muhammad Fadli, M.A selaku dosen pengampu, dan diikuti dengan antusias oleh seluruh mahasiswa peserta.
Debat ini diselenggarakan untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami serta menganalisis isu-isu krusial dalam sistem pemerintahan, khususnya terkait efektivitas antara model sentralisasi dan desentralisasi. Para peserta dibagi menjadi dua tim, yakni tim pro sentralisasi dan tim pro desentralisasi, yang masing-masing menyampaikan argumen dengan semangat dan kedalaman analisis.
Dalam pernyataannya, Alpi, salah satu mahasiswa peserta debat, mengemukakan bahwa sistem sentralisasi memiliki keunggulan dalam menciptakan stabilitas dan efisiensi pemerintahan. “Sentralisasi memungkinkan koordinasi lebih kuat, pengambilan keputusan yang lebih terstruktur, serta pelaksanaan kebijakan yang konsisten di seluruh wilayah,” jelasnya.
Sementara itu, tim kontra menyuarakan keunggulan sistem desentralisasi yang lebih partisipatif dan responsif terhadap kebutuhan lokal. Dengan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah, desentralisasi dinilai mampu meningkatkan akuntabilitas serta kualitas pelayanan publik, terutama dalam menghadapi kompleksitas masyarakat yang beragam.
Kegiatan ini menjadi panggung pembelajaran aktif yang tidak hanya memperkuat penguasaan teori, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, argumentasi logis, dan komunikasi politik mahasiswa. Debat berlangsung dengan tertib namun tetap dinamis, memperlihatkan bahwa mahasiswa mampu menyampaikan pendapat mereka secara intelektual dan konstruktif.
Menurut dosen pengampu, Najmi Muhammad Fadli, M.A, kegiatan debat semacam ini merupakan metode pembelajaran interaktif yang sangat efektif dalam membentuk pemahaman mendalam mahasiswa terhadap dinamika tata kelola pemerintahan.
“Saya melihat antusiasme luar biasa dari mahasiswa dalam kegiatan ini. Debat bukan hanya soal menang atau kalah, tapi bagaimana mereka mampu berpikir strategis dan mempertahankan argumentasi berdasarkan data dan teori yang relevan,” ujar beliau.
Dengan terlaksananya debat ini, diharapkan mahasiswa semakin memahami pentingnya memilih sistem pemerintahan yang tepat untuk menjawab tantangan pembangunan di era otonomi daerah dan globalisasi saat ini. Mereka juga didorong untuk terus kritis dan peduli terhadap isu-isu kebijakan publik serta sistem pemerintahan yang ideal bagi masyarakat.
Penulis: Muhammad/Mhs Prc UIN Raden Fatah Palembang