Palembang, Beritasriwijaya.com — Kecelakaan tragis melibatkan sebuah mobil pikap muatan pasir dan sepeda motor yang ditumpangi oleh satu keluarga terjadi di Jembatan Musi IV, Palembang, pada Minggu (15/6/2025) sekitar pukul 12.45 WIB. Komaria (39), istri dari Hermansyah (39), tewas seketika di lokasi kejadian setelah terlindas oleh ban mobil pikap. Tiga anggota keluarga lainnya, termasuk Hermansyah dan dua anaknya MDF (13) dan MDH (5), mengalami luka-luka akibat kecelakaan yang terjadi di jembatan yang sibuk itu. Peristiwa ini tidak hanya mengundang perhatian warga setempat, tetapi juga memunculkan pertanyaan terkait keselamatan di jalan raya.
Kronologi kejadian bermula ketika mobil pikap BG-8320-OJ, yang dikendarai oleh M Asri (44), melaju dari arah Simpang Kuto menuju Simpang Pasar 10 Ulu di Palembang. Mobil tersebut sedang membawa muatan pasir, dan dalam perjalanan tersebut, pengemudi berniat untuk mendahului sepeda motor Honda BeAt Street BG-4273-AEV yang dikendarai oleh Hermansyah. Saat itu, motor yang ditumpangi oleh Hermansyah, Komaria, dan dua anak mereka, tengah melaju dengan kecepatan normal di jalur yang sama.
Namun, saat mobil pikap mencoba mendahului motor, terjadi serempetan antara kedua kendaraan tersebut. Akibatnya, sepeda motor korban terjatuh ke kiri, dan keempat penumpangnya terlempar dari kendaraan. Komaria, yang berada di bagian belakang, langsung terlindas ban mobil pikap yang melaju dengan kecepatan tinggi. Komaria dinyatakan tewas di lokasi kejadian, sementara Hermansyah dan kedua anak mereka mengalami luka-luka yang cukup serius. Kejadian tersebut mengakibatkan kekacauan di lokasi dan mengundang perhatian warga sekitar.
Setelah menabrak motor, sopir pikap langsung melarikan diri dari lokasi kejadian, menghindari tanggung jawab atas kecelakaan yang baru saja terjadi. Namun, warga yang melihat kejadian itu segera mengambil tindakan cepat. Mereka langsung berusaha mengejar mobil pikap yang melarikan diri. Kejar-kejaran antara warga dan sopir pikap berlangsung beberapa saat sebelum akhirnya mobil tersebut berhasil dihentikan. Warga yang marah sempat berniat untuk menghakimi sopir yang kabur, namun upaya tersebut dapat dicegah oleh petugas kepolisian yang segera tiba di lokasi.
Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Palembang, AKP Arham Sikakum, mengkonfirmasi kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa sopir yang diketahui bernama M Asri berhasil diamankan oleh pihak kepolisian setelah sempat melarikan diri ke Polsek terdekat. Polisi langsung melakukan pemeriksaan terhadap sopir dan beberapa saksi yang ada di lokasi kejadian. “Sopir tersebut sempat melarikan diri setelah kecelakaan, namun berhasil dihentikan oleh warga. Kami langsung mengamankan sopir untuk proses hukum lebih lanjut,” ujar AKP Arham.
Keberadaan Komaria yang tewas seketika di lokasi semakin menambah tragedi dalam keluarga tersebut. Keempat korban lainnya langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Hermansyah dan kedua anaknya, MDF dan MDH, yang mengalami luka-luka, mendapatkan perawatan intensif. Namun, kondisi emosional keluarga sangat terguncang oleh peristiwa tersebut. Keluarga ini berharap agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dan meminta adanya peningkatan keselamatan di jalan raya.
Dampak kecelakaan ini tidak hanya merugikan keluarga korban secara fisik, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai keselamatan di jalan raya dan tanggung jawab pengemudi kendaraan. Keluarga korban berharap kasus ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang agar pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya dan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sementara itu, polisi terus mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk memastikan apakah ada kelalaian atau pelanggaran yang lebih lanjut yang dilakukan oleh sopir pikap dalam kecelakaan ini. Proses hukum yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan memastikan bahwa keselamatan berlalu lintas di kota Palembang lebih diperhatikan oleh semua pihak terkait. (Kinant)