Warga Pati Panas Usai Bupati Sudewo Tantang Demo, Kini Sang Bupati Minta Maaf

Warga Kabupaten Pati menyuarakan kemarahan mereka terhadap kebijakan dan pernyataan Bupati Sudewo yang dianggap menantang rakyat untuk demo. Foto: Warga bersiap untuk aksi besar-besaran menolak kenaikan PBB.ist

PATI, Beritasriwijaya.com – Suasana di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, belakangan ini semakin memanas setelah pernyataan kontroversial Bupati Sudewo viral di media sosial. Dalam cuplikan video yang tersebar luas, Sudewo terdengar menantang warganya yang berencana menggelar demonstrasi untuk menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 250 persen.

Alih-alih meredam gejolak, pernyataan itu justru menjadi bahan bakar kemarahan publik. Warga dari berbagai desa dan organisasi masyarakat menyatakan siap turun ke jalan dalam jumlah besar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tersebut.

Bacaan Lainnya

“Silakan demo. Jangan cuma 5.000 orang, suruh kumpulkan 50.000 orang pun saya tidak akan gentar,” ujar Sudewo dalam video yang ramai diperbincangkan sejak awal pekan ini.

Kata-kata itulah yang memantik gelombang reaksi keras dari warga. Bahkan, kelompok masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Pati Bersatu kini menyatakan siap menggelar demonstrasi akbar pada Rabu, 13 Agustus 2025. Jumlah massa yang diperkirakan ikut aksi pun meningkat drastis dari rencana awal hanya 5.000 orang menjadi sekitar 75.000 orang.

Polemik Berawal dari Kenaikan PBB-P2 hingga 250 Persen

Akar permasalahan ini bermula dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang memutuskan menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025 hingga 250 persen. Kenaikan drastis ini dinilai tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat yang masih dalam tahap pemulihan pascapandemi dan krisis harga bahan pokok.

Banyak warga merasa keberatan karena tagihan PBB mereka melonjak drastis. Protes mulai bermunculan, baik secara daring melalui media sosial maupun secara langsung ke kantor desa dan pemerintah kabupaten.

“PBB tahun ini naiknya luar biasa. Sebelumnya saya cuma bayar Rp200 ribu, sekarang jadi lebih dari Rp700 ribu. Ini memberatkan sekali,” kata Suyatno (47), seorang petani di Kecamatan Juwana.

Respons Warga Makin Meluas

Pernyataan Bupati Sudewo yang dianggap “menantang” justru membuat warga yang awalnya ragu, kini ikut bersatu dalam rencana aksi massa. Koordinator aksi, Ahmad Husein, mengatakan, reaksi masyarakat sangat luar biasa sejak video tersebut tersebar.

“Setelah pernyataan itu, banyak warga yang sebelumnya diam sekarang justru ingin ikut aksi. Kami sudah ajukan surat izin dan pemberitahuan resmi. Estimasi massa mencapai 75.000 orang,” ungkap Husein.

Menurutnya, gelombang aksi bukan hanya bentuk kemarahan terhadap pernyataan bupati, tetapi juga simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil.

Sudewo Minta Maaf, Tapi Warga Tetap Bergerak

Menyadari eskalasi kemarahan publik, Bupati Sudewo akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka pada Kamis (7/8). Dalam keterangannya, ia menyebut pernyataan sebelumnya disampaikan dalam konteks informal dan tidak bermaksud menantang rakyat.

“Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Pati. Tidak ada niat untuk meremehkan atau menantang warga. Saya hanya ingin menjelaskan bahwa kebijakan ini demi kepentingan pembangunan,” ujar Sudewo.

Namun, permintaan maaf itu tampaknya belum cukup untuk meredam kemarahan warga. Rencana demonstrasi tetap berjalan sebagaimana yang telah diagendakan.

“Kami tetap aksi. Ini soal prinsip dan keadilan. Jangan sampai pemerintah bersikap arogan kepada rakyat yang hanya ingin didengar,” ujar Husein.

Dengan situasi yang semakin tegang, aparat keamanan pun bersiap menghadapi potensi keramaian massa. Sejumlah titik strategis akan dijaga ketat demi menjaga ketertiban dan keamanan jalannya aksi.Ist

Pos terkait