Beritasriwijaya.com – Gelombang demonstrasi di depan gedung pemerintahan kembali diwarnai kericuhan. Sejumlah saksi mata mengaku melihat aparat kepolisian melakukan tindak kekerasan terhadap para demonstran. Lebih parah lagi, media yang hendak meliput insiden tersebut dikabarkan mendapat tekanan agar tidak menyoroti aksi brutal aparat.
Kekerasan di Tengah Aksi
Beberapa demonstran mengungkapkan bahwa mereka mengalami pemukulan dan penendangan oleh aparat saat berusaha bertahan di lokasi. Teriakan massa yang menuntut keadilan justru dibalas dengan tindakan represif yang menimbulkan luka fisik maupun trauma.
Media Ditekan

Sejumlah jurnalis mengaku mendapat intimidasi saat mencoba mengabadikan momen kekerasan itu. Ada yang dipaksa menghapus rekaman, ada pula yang dilarang mendekat ke titik kericuhan. Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa aparat berupaya membungkam media agar kekerasan tidak tersorot publik.
Suara Aktivis
Organisasi masyarakat sipil mengecam keras tindakan aparat yang dinilai melanggar prinsip demokrasi. Menurut mereka, bukan hanya kekerasan yang harus dihentikan, tapi juga praktik membungkam kebebasan pers.
“Ini jelas bentuk pelanggaran HAM,” ujar salah satu aktivis HAM.
Polisi Bungkam
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan kekerasan terhadap demonstran dan dugaan tekanan terhadap media. Situasi ini justru memperkuat kritik bahwa ada upaya sistematis menutup-nutupi insiden di lapangan.