Palembang, Beritasriwijaya.com — Audiensi antara DPW Sarekat Hijau Indonesia (SHI) Sumsel dan Partai Gema Bangsa Sumsel, Kamis (20/11/2025), menegaskan bahwa agenda lingkungan kini tidak lagi berdiri sebagai gerakan sosial semata, melainkan memasuki fase konsolidasi politik rakyat.
Pertemuan yang menghadirkan Ketua SHI Sumsel M. Husni, Ketua Umum SHI Ade Indriani Zuchri, dan pengurus SHI Sumsel itu memfokuskan pembahasan pada pentingnya menghadirkan isu ekologis sebagai keputusan politik yang mengikat, bukan lagi sekadar narasi moral atau kampanye publik.
Ketua SHI Sumsel, Muhammad Husni, menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar upaya bergabung dengan partai politik, melainkan penyatuan kekuatan masyarakat untuk memperjuangkan keadilan ekologis di ruang kebijakan.
“Bukan sekedar gabung, tetapi ini konsolidasi kekuatan rakyat untuk memastikan keadilan ekologis tidak lagi jadi wacana, tetapi menjadi keputusan politik yang berpihak pada bumi dan orang kecil. Demokrasi tanpa ekologi adalah kehampaan, dan perjuangan tanpa partai adalah setengah jalan,” ujarnya.
Ia menambahkan, organisasi masyarakat harus mulai menyadari pentingnya keterlibatan politik, karena politik hari ini belum sepenuhnya bahkan tidak berpihak kepada bumi dan rakyat.
Ketua Umum SHI, Ade Indriani Zuchri, juga menekankan bahwa keadilan ekologi harus mendapatkan ruang lebih besar dalam platform politik nasional maupun lokal.
Di sisi lain, Ketua DPW Partai Gema Bangsa Sumsel, Yuseva, S.H., M.H., menilai langkah SHI Sumsel sebagai sinyal kuat bahwa isu lingkungan kini menjadi perhatian serius kelompok masyarakat sipil.
“Kami melihat SHI sebagai mitra strategis. Kolaborasi ini memperkuat komitmen politik hijau di Sumsel dan membuka peluang lahirnya kebijakan yang lebih ramah lingkungan,” kata Yuseva.
SHI Sumsel selama ini dikenal aktif dalam advokasi lingkungan, termasuk menggugat perusahaan HTI di OKI terkait kabut asap, sebuah kasus yang menjadi sorotan publik.
Sinergi SHI dan Gema Bangsa diharapkan melahirkan dorongan politik yang lebih terarah, terutama pada isu strategis di Sumsel seperti pengelolaan hutan, energi terbarukan, serta perlindungan ekosistem kawasan gambut. Kolaborasi ini menjadi penanda meningkatnya kesadaran bahwa gerakan lingkungan membutuhkan kekuatan politik agar perubahan dapat terjadi secara nyata.
